Berita | 12/09/2025 - 18:49

Komunitas Titik Kumpul Literasi Gelar Diskusi Buku, Ajak Mahasiswa Lebih Kritis

Harianbisnis.com, Medan – Pemikiran-pemikiran Tan Malaka masih menjadi bahan diskusi yang menarik bagi anak muda seperti sekarang ini. Apalagi di saat situasi politik yang semakin dinamis.

Hal itu disampaikan Rasyid Situmorang saat menjadi narasumber kegiatan diskusi buku karya Tan Malaka. Buku yang berjudul Dari Penjara Ke Penjara, menurut Rasyid masih menarik untuk didiskusikan dan menjadi motivasi buat mahasiswa.

“Pemikiran-pemikiran Tan Malaka seperti tak lekang oleh waktu. Pemikiran-pemikiran tersebut menjadi spirit bagi mahasiswa, bahkan menjadi stimulan bagi gerakan mahasiswa” ujar Rasyid yang juga mahasiswa tingkat akhir FISIP USU ini, Kamis (11/9).

Kegiatan diskusi buku yang digelar oleh Komunitas Titik Kumpul Literasi ini juga mengundang Samudra Nasution sebagai narasumber lainnya.

Samudra memberikan gambaran secara runut isi buku karya Tan Malaka tersebut. Menurut Samudra, buku Dari Penjara ke Penjara sesungguhnya bisa disebut sebagai sebuah buku otobiografi yang khas. Tan merangkaikan pemikiran-pemikirannya melalui dialognya dengan tokoh-tokoh lain. Disela-sela perjalanannya dari kota yang satu ke kota lainnya. Dari negara yang satu ke negara lainnya.

Disampaikan Samudra juga bahwa buku Dari Penjara ke Penjara ditulis oleh Tan Malaka saat dirinya mendekam di penjara.

Buku ini diawali dari cerita Tan Malaka yang melanjutkan pendidikannya di Rijkskweekshcool atau Sekolah Kejuruan Guru Kerajaan, di Kota Haarlem, Belanda, tahun 1913. Kemudian ia pulang ke Sumatera dan menjadi semacam guru bantu di sekolah daerah perkebunan tembakau di Sanembah, Tanah Deli, Sumatra Utara, tahun 1919-1920.

“Tan Malaka juga pernah sampai di Tanah Deli kawan-kawan. Tanah Deli menurut Tan sebagai sebuah tempat dimana kaum proletariat berkumpul” ujar mahasiswa dari program studi ilmu politik USU ini.

Kegiatan yang menjadikan Pendopo Mahasiswa FISIP USU sebagai tempat berdiskusi ini, menurut Joy Harefa, pengelola kegiatan dihadiri oleh mahasiswa FISIP USU dari berbagai latar belakang yang antusias mengikuti diskusi.

“Kawan-kawan mahasiswa sangat antusias dengan kegiatan diskusi buku ini. Ke depan kita juga akan menampilkan diskusi buku yang lebih menarik lagi” ujar Joy Harefa.

Di tempat yang sama, Rahman Walid, Co-founder Komunitas Titik Kumpul Literasi, mengatakan diskusi perdana ini menampilkan salah satu karya brilian pria bernama lengkap Ibrahim bergelar adat Datuk Sutan Malaka ini karena dianggap menarik. Walid juga mengajak peserta diskusi agar lebih kritis.

“Buku bertajuk Dari Penjara ke Penjara yang ditulis pada tahun 1947 masih relevan untuk kita diskusikan. Melalui buku ini kita diajak untuk lebih kritis” jelas Walid.

Walid juga menyampaikan, Komunitas Titik Kumpul Literasi adalah wadah bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan berinteraksi. Memberikan ruang agar anak muda dan mahasiswa lebih kritis memotret dinamika politik saat ini.

Kegiatan diskusi buku ini dipandu oleh Hillary Louisa, mahasiswa ilmu politik FISIP USU yang didaulat menjadi moderator. (Ram/HBC/rel)

Loading next page... Press any key or tap to cancel.