iklan SMobile baru
Berita | 30/10/2024 - 23:21

Bobby Singgung Soal Pembelian Medan Club, Edy: Jangan Bohongi Rakyat

Harianbisnis.com, Medan- Debat publik pertama Pilgub Sumut 2024 yang digelar perdana di Grand Mercure Hotel Medan, Rabu (31/10) memanas.

Pasalnya, dalam debat ini dipertanyakan mengenai kebijakan kesehatan di Sumatera Utara, terutama terkait implementasi Universal Health Coverage (UHC) atau layanan kesehatan gratis.

Saat itu, Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1, Bobby Nasution bertanya kepada Cagub nomor urut 2, Edy Rahmayadi soal kebijakan membeli lahan Medan Club saat menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara (Sumut).

Bobby mengatakan dengan anggaran yang ada, Provinsi Sumatera Utara seharusnya bisa memenuhi UHC, seperti Kota Medan.

UHC atau Universal Health Coverage merupakan konsep pembangunan kesehatan global yang memastikan setiap individu memiliki akses pelayanan kesehatan yang adil, komprehensif, dan bermutu tanpa adanya hambatan finansial.

Bobby menyoroti anggaran pembelian eks Medan Club senilai lebih dari Rp400 miliar, yang menurutnya seharusnya bisa dialokasikan untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

“Pak, bagaimana mungkin masyarakat kita yang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama yang kurang mampu, masih belum bisa mengakses layanan kesehatan gratis hanya dengan KTP. Di Medan, kami sudah menerapkan UHC, dan jika anggaran Pemprov Sumut dikelola dengan baik, UHC seharusnya bisa dilakukan di seluruh Sumut,” ungkap Bobby.

“Kenapa lebih milih beli itu daripada menggratiskan kesehatan masyarakat?” sambung Bobby.

Calon Gubernur nomor urut 2, Edy Rahmayadi pun protes Bobby menggunakan singkatan dalam pertanyaannya.

“Tadi disampaikan moderator kalau ada singkatan, dipanjangkan singkatannya dan diterjemahkan. UHC, Universal Health Care, itu yang dibanggakan dengan KTP bisa berobat, bukan itu persoalannya. Itu (UHC) adalah penerapan nasional untuk atasi BPJS yang belum bisa selesaikan masalah,” kata Edy.

Bobby menanggapi pernyataan Edy

Ia kembali menyinggung soal pembelian lahan Medan Club.

“Yang saya tanya kenapa memilih beli Rp400 miliar beli aset hanya untuk nambah luasan kantor gubernur dibandingkan kasih uangnya agar masyarakat bisa berobat?” ujar Bobby.

Menanggapi kritik tersebut, Edy Rahmayadi menjelaskan bahwa program UHC tidak semudah yang dibayangkan.

Menurut Edy, BPJS yang menggunakan APBN saja belum bisa menjadi jawaban untuk memudahkan masyarakat berobat. Apalagi dengan UHC yang anggarannya hanya setingkat kota.

“Jangan bohongi rakyat. Persoalannya RS tak ada obatnya,” imbuh Edy.

“Itu yang harus kita diskusikan bagaimana caranya sehingga pelayanan kesehatan bisa kita atasi dari mulai infrastruktur kesehatan. Jangan disinggung Medan Club. Medan club itu bonusnya Sumut,” ujarnya.

Di akhir, Bobby menanggapi Edy.

Ia menyinggung jawaban Edy tersebut.

“Pak Edy pertanyaan simpel kok lebih milih Medan Club dibanding UHC?” tutur Bobby.

“Fasilitas perbaiki saja, dari pada beli Medan Club hanya untuk meluaskan kantor gubernur yang luas, mungkin masyarakat belum bisa ke sana,” tutup Bobby. (Rom/hbc)

Loading next page... Press any key or tap to cancel.