Ditolak GP Ansor dan NU Sumut, Edy-Hasan Mantap Daftar ke KPU
Harianbisnis.com, Medan- Bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala tetap melangkah mendaftar sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara, Kamis (29/8) ditengah kontroversi penolakan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama (NU).
Edy-Hasan mendatangi kantor KPU Provinsi Sumatera Utara dengan berjalan kaki dari Hotel Grand Mercure, Medan.
Dimana Edy Rahmayadi sebelummya mendeklarasikan Calon Wakilnya, Hasan Basri Sagala.
Teriakan “Ayah Edy Gubernur Sumut” pun terdengar menggaung saat dirinya didampingi istri hendak memasuki pagar Kantor KPU Provinsi Sumatera Utara.
Bapaslon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Hanura, Partai Buruh, Partai Ummat, Partai Gelora, dan PKN itu disambut Sekretaris KPU Sumut, Sapran Daulay.
Edy merupakan petahana yang menjabat Gubernur Sumut periode 2018-2023. Pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024, dia menggandeng Hasan yang berasal dari Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser), dan pernah menjabat Tenaga Ahli Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Sebelumnya, Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menolak jika ada kadernya yang maju mendampingi bakal calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam hal ini Hasan Basri Sagala.
“Perlu kami sampaikan dan tegaskan kami tidak akan mendukung kader kami (GP Ansor) untuk maju mendampingi Edy Rahmayadi sebagai Cagubsu,” tegas Ketua PW GP Ansor Sumatera Utara, Adlin Tambunan.
Tak jauh berbeda dengan Ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang menolak kadernya Hasan Basri Sagala mendampingi bakal calon Gubernur Sumatera Utara
“Sikap GP Ansor sejalan dengan sikap Nahdlatul Ulama untuk menolak dan tidak memberikan dukungan kepada kader nahdliyin mendampingi Edy Rahmayadi pada Pilkada 2024,” ujar Wakil Ketua PWNU Sumut Dr Masdar Limbong, kepada wartawan, Senin (26/8).
Hal ini dapat dibuktikan selama 5 tahun memimpin Sumut Edy Rahmayadi tidak pernah menghadiri acara-acara yang digelar NU.
“Artinya bahwa Edy Rahmayadi selama ini jauh dari Nahdlatul Ulama dan menganggap tidak pernah ada NU di Sumut, berbeda dengan ormas lainnya yang diberi ruang dan bantuan anggaran,” ungkap Limbong. (Rom/hbc)