Ekonomi | 1/10/2025 - 12:45

Misteri Penyebab Aceh Blackout

Harianbisnis.com, Medan- Sejak Senin hingga Rabu siang ini (1/10/2025), Hilangnya aliran listrik secara total atau blackout masih terjadi di Provinsi Aceh. Masyarakat pun kian resah dan menyampaikan banyak keluhan di media sosial. Terlebih, hingga kini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum memberikan keterangan penyebab pasti terjadinya blackout.

Akibat blackout itu, banyak pelayanan di pemerintahan terganggu. Begitu pula dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit, pendidikan dan pelayanan penting lainnya juga ikut terganggu. Perekonomian juga pastinya terkena dampak buruk khususnya bagi sektor UMKM.

Penyebab blackout masih menjadi misteri. Informasi yang beredar pun masih simpang siur, ada sumber yang menerangkan terjadi gangguan di penyulang interkoneksi transmisi Arun – Bireun, ada pula yang mengatakan terjadi gangguan di PLTU Nagan Raya. Dan ada pula informasi yang disebarkan ke media sosial bahwa penyebab blackout karena produksi listrik di Aceh diberikan untuk Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Terkait produksi listrik di Aceh, berikut data yang dihimpun, PLTA Peusangan memiliki total kapasitas listrik 88 Megawatt (MW), PLTMG Arun Peaker berkapasitas 250 MW, PLTMG Arun 184 MW, PLTU 1 & 2 Nagan Raya berkapasitas 220 MW dan PLTU 3 & 4 Nagan Raya memiliki kapasitas 400. Sehingga jika ditotal produksi listrik yang dihasilkan oleh seluruh Pembangkit listrik di Aceh sebesar 1.142 MW.

Lantas berapakah kebutuhan listrik untuk provinsi Aceh. Dihimpun dari beberapa narasumber yang berkompeten, kebutuhan listrik Aceh kurang lebih berkisar sebesar 500 MW. Kebutuhan ini sangat jauh dari produksi/suplai listrik, sehingga bisa dikatakan Aceh sudah surplus listrik.

“Kepada pelanggan PLN di wilayah kerja ULP Jeuram dan sekitarnya. Dengan hormat, kami informasikan bahwa saat ini terjadi gangguan pada PLTU Nagan Raya unit 3 dan unit 4, sehingga berdampak pada pasokan listrik di wilayah kerja kami,” tulis Manajer PLN Rayon Jeuram, Nagan Raya, Sertino Anggara dikutip dari serambinews.com.

Lantas apakah blackout disebabkan dari gangguan di PLTU 3 & 4 Nagan Raya?, sedangkan walaupun terjadi gangguan tersebut, suplai dari pembangkit lain masih mencukupi kebutuhan listrik di Aceh.

Sedangkan terkait interkoneksi transmisi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) adalah sebuah jaringan yang menghubungkan sistem kelistrikan Sumatera bagian utara dengan sistem kelistrikan Sumatera bagian selatan melalui jalur transmisi 150/275 kV.

Interkoneksi ini menggunakan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) pada tegangan 150 kV dan 275 kV untuk menyalurkan daya listrik.

Berbeda dengan keterangan dari manajer PLN Komunikasi & TJSL PLN Aceh, Lukman Hakim, menjelaskan bahwa hingga pagi ini masih ada tiga penyulang di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar yang dalam proses penormalan.

“Untuk lokasi Banda Aceh dan Aceh Besar ada tiga penyulang yang masih tahap penormalan,” kata Lukman dikutip dari Serambinews.com.

Sebelumnya, ia menyebutkan bahwa gangguan tersebut terjadi akibat permasalahan pada interkoneksi transmisi 150 kilovolt (kV) Bireuen–Arun, Sumatera.

“Gangguan sistem pada interkoneksi transmisi 150 kV Bireuen–Arun mengakibatkan padam di sebagian wilayah Aceh,” ujar Lukman.

Lalu terkait informasi yang disebarkan oleh netizen ke media sosial bahwa penyebab blackout karena produksi listrik di Aceh diberikan untuk Provinsi Sumatera Utara. Bahwa hal tersebut juga berlaku sebaliknya, Pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Sumut juga memberikan suplai listrik ke Provinsi Aceh melalui jaringan interkoneksi listrik Sumbagut.

Termasuk salah satu pembangkit listrik terbesar di pulau Sumatera, yakni PLTU Pangkalansusu yang terletak di Kabupaten Langkat, Sumut. PLTU tersebut memiliki kapasitas listrik sebesar 800 MW, yang mana memberikan suplai listrik sekitar 30 persen dari total jaringan interkoneksi di Sumbagut.

Sehingga isu yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab itu termasuk menyesatkan.

Lalu apa kemungkinan terbesar terjadinya blackout tersebut, berdasarkan kejadian blackout yang pernah terjadi di Jakarta dan sebagian daerah lain di pulau Jawa pada tahun 2019 silam. Blackout terjadi karena gangguan pada jaringan interkoneksi akibat adanya pohon yang melebihi batas Right of Way (ROW) setinggi 8,5 meter yang mengakibatkan loncatan listrik atau ledakan listrik.

(Tim/hbc)

Loading next page... Press any key or tap to cancel.