
Debat Pilwakot Medan 2024, Tiga Paslon Sampaikan Visi dan Misi Pelayanan Publik, Kesehatan Hingga Kemiskinan
Harianbisnis.com, Medan- Tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan memaparkan visi dan misi di debat kedua calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan di Hotel Grand Mercure Jalan Perintis, Medan, Sabtu (16/11).
Pasangan nomor urut 01 Rico Waas-Zakiyuddin Harahap tolak ukur kemajuan suatu daerah atau negara serta tata kelola pemerintahan yang baik dapat dilihat dari kualitas pelayanan publiknya. Semakin baik kualitas layanan publik, maka daya saing suatu daerah juga akan semakin baik.
“Oleh karena itu, pasangan Rico-Zaki akan meningkatkan pelayanan publik jika kami terpilih nanti,” katanya.
Rico mengatakan, masalah kemiskinan, pengangguran banjir, macet, infrastruktur dan pelayanan publik merupakan hal utama yang harus menjadi prioritas Pemerintah Kota Medan ke depan.
Dalam visinya Rico membeberkan terobosannya jika terpilih jadi walikota Medan.
Curhat online merupakan terobosan yang akan dihadirkan oleh paslon Rico-Zaki. Rico mengatakan akan menerima segala bentuk pengaduan masyarakat secara online agar dapat cepat ditangani.
“Kami ingin terus mendengar, maka kami siapkan pelaporan atau curhat online 24 jam. Untuk memenuhi aspirasi masyarakat tentang permasalahan yang terjadi. Kami juga bakal hadir di balaikota setiap seminggu sekali, untuk mendengarkan curhatnya,” kata Rico.
Untuk pasangan nomor urut 02, Prof Ridha Dharmajaya-Abdul Rani dalam penyampaian visi misi akan fokus soal kesehatan.
Dalam visinya Ridha yang berlatarbelakang sebagai dokter memaparkan perhatiannya terhadap kesehatan.
Ridha menyoroti soal belum maksimalnya pelayanan di puskesmas.
“Beberapa hari lalu saya bertemu seorang warga bernama Imam, dia sudah dua tahun cuci darah. Selain itu dia juga menderita diabetes yang menyebabkan matanya katarak. Imam lebih beruntung kalau seandainya kita punya puskesmas yang bisa lebih menjaga masyarakat agar tidak sakit,” papar Ridha.
Kemudian pemaparan visi dilanjutkan oleh paslon nomor urut 3, Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (HIRO).
Dikatakan, calon walikota yang juga kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun menyoroti soal kemiskinan.
Hidayatullah menyampaikan soal pertanyaan Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan jangan bangga karena kita masuk dalam negara G20, negara dengan ekonomi yang besar. Karena ternyata kita masih banyak orang miskin. Begitu juga dengan Kota Medan ini, kota yang kaya tapi masih menyisakan kantong kemiskinan,” kata Hidayatullah.
Oleh karena itu, kata Hidayatullah jangan berbangga jika negara luar menganggap Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar di masa depan.
“Karena ternyata kita masih banyak orang miskin, begitu juga dengan kota Medan kita ini. Kota yang kaya tapi masih menyisakan kantong kemiskinan. 187 ribu warga Medan menurut data BPS masih orang miskin. Sudah selayaknya pemerintah hadir untuk menyelesaikan permasalahan kota Medan,” terang Hidayatullah.
Jika nanti terpilih, Hidayatulloh mengaku dirinya akan meningkatkan kualitas birokrasi menjadi lebih responsif dan solutif atas segala permasalahan masyarakat Kota Medan.
“Kita akan bangun dengan pendekatan Merit Sistem sehingga birokrasi kita menjadi birokrasi yang responsif dan solutif. Dengan kehandalan birokrasi, kita akan bangun karakter. Kalau bisa dipermudah maka mudahkanlah, kalah bisa dipercepat maka cepatkanlah.Kalau bisa dimurahkan maka murahkan dan gratiskan lah,” tutupnya.
Adapun tema debat publik kedua tersebut adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menyelesaikan masalah daerah Kota Medan.
Mikrofon Mati
Acara ini sempat diwarnai adu mulut karena mikrofon mati saat paslon Hidayatullah bicara.
Khairul Anwar Hasibuan salah satu tim pemenangan calon Walikota Medan Hidayatullah dan Yasir Ridho terlihat marah.
Juga, sejumlah tim lainya mendatangi meja sound man yang mengatur sound system.
Untuk mengantasipasi hal-hal yang tidak diinginkan sejumlah personil polisi memasuki ruangan untuk menenangkan tim dari HIRO yang protes.
Khairul mengatakan KPU Medan dan EO tak profesional.
“KPU Medan dan EO tidak profesional.Jika nanti mati lagi kami minta kegiatan dihentikan.Harus dihentikan ,” protesnya yang membuat pihak EO saat itu meminta maaf. (Rom/hbc)