
GMKI Medan Soroti Kasus Dugaan Pemerasan yang Dilakukan Empat Anggota DPRD
Harianbisnis.com, Medan- Aksi unjuk rasa hingga saat ini masih terus berlanjut. Dan untuk kali ini puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Medan menggelar aksi unjukrasa di depan kantor DPRD Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Selasa (2/9/2025).
Sejumlah tuntutan saat disampaikan massa GMKI terutama tindakan represif aparat kepolisian hingga mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset.
Juga massa memberikan kritikan kepada lembaga DPR karena benar-benar tidak berpihak kepada rakyat.
“Reformasi DPR harus segera dilakukan, ketika rakyat dalam kondisi kesulitan justru mereka (DPR) menari-nari, tak ada rasa empati dan benar-benar melukai hati rakyat. Ini kebobrokan yang dipertontonkan betapa buruk wajah demokrasi. Dan ini juga terjadi di DPRD Kota Medan,” ucap Yoel dalam orasinya.
“Kita lihat bahwa empat anggota DPRD Medan diduga melakukan pemerasan. Ini jelas menunjukkan betapa lembaga perwakilan di tingkat lokal pun tak luput dari praktik busuk dan benar-benar bobrok. Dan harus segera ditindak tegas,” sambungnya.
Dalam orasinya, massa terus meneriakkan nama Ketua DPRD Kota Medan, Wong Chung Sen agar menemui massa.
Namun, justru yang hadir saat itu Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala.
Saat politisi PKS itu hadir, massa meminta agar dapat lesehan untuk mendengarkan tuntutan yang disampaikan.
Namun, sebelum menyampaikan menyampaikan sepuluh tuntutannya kepada DPRD Kota Medan.
Saat itu, massa dalam aksi teatrikal itu, tampak seorang pejabat duduk manis sembari tertawa senang di atas kursi. Sementara itu, masyarakat yang terdiri dari buruh, petani dan rakyat kelas bawah lainnya menarik pejabat tersebut untuk turun dari kursi empuknya.
“Beginilah tingkat pejabat sekarang, tertawa diatas penderitaan rakyat. Begitu juga dengan para Anggota DPR, duduk manis di kursinya, di atas jerih payah rakyat,” ucap salah seorang mahasiswa kepada Rajudin Sagala saat aksi teatrikal itu berlangsung.
Usai dilakukannya aksi teatrikal, Rajudin Sagala pun menyampaikan pernyataannya yang sepakat dengan sepuluh tuntuan mahasiswa tersebut.
“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan adik-adik sekalian. Untuk yang ranah ada di DPRD dan Pemko Medan, akan saya sampaikan secara langsung. Untuk tuntutan yang ditujukan kepada DPR RI, akan kami teruskan kesana. Terimakasih untuk kritik yang disampaikan kepada kami, kami di DPRD Medan akan terus berbenah untuk masyarakat Kota Medan,” katanya.
“Juga soal dugaan pemerasaan empat anggota DPRD, proses sedang berjalan. Dan kita serahkan kepada aparat penegak hukum,” katanya.
Berbagai perdebatan terjadi hingga akhirnya Rajudin Sagala meninggal lokasi aksi.
Dan saat adzan berkumandang, massa GMKI menghentikan aksi orasinya.
Selanjutnya, massa GMKI membakar ban bekas hingga asap hitam mengepul hingga massa membubarkan diri dengan tertib. (Rom/HBC)