Jelang Lebaran, Stok Daging Sapi dan Ayam di Sumut Surplus
Harianbisnis.com, Medan- Menjelang lebaran Idul Fitri 1444 H, ketersediaan (stok) daging sapi dan ayam di Sumut aman.
Hal itu dikatakan Kadis Perkebunan dan Peternakan Sumut, Lies Handayani Siregar kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (10/4/2023).
Ia mengatakan, untuk daging di Sumut stok yang tersedia mencapai 2.230 ton, sementara kebutuhan Idul Fitri mendatang diperkirakan hanya 1.418 ton.
“Artinya daging masih surplus ,” ujarnya.
Dia menyebutkan, menjelang lebaran ini konsumsi daging meningkat, begitu juga dengan telur dimana masyarakat akan disibukkan dengan membuat kue lebaran.
“Stok pangan daging, telur, sapi dan ayam, mudahan aman di Sumut, bukan Medan saja sampai kabupaten juga sampai hari raya Idul Fitri nanti,” katanya.
Sementara harga di pasar, daging sapi
Rp 130.000 – Rp 160.000/kg.
Harga tersebut tidak hanya di Medan, namun seluruh Kabupaten/kota.
Selain daging segar, daging sapi beku juga tersedia dengan harga relatif terjangkau berkisar Rp80.000 /Kg.
“Daging ini tersedia di Bulog, daging bagus, higienis, murah harganya Rp80/Kg, daging beku bukan daging yang tidak baik. Nanti kita sampaikan dimana bisa diperoleh. Tapi biasanya di pasar murah,” sebutnya.
Demikian juga dengan harga daging ayam dengan harga terendah Rp 1.870 Sementara harga telur masih normal dimana sebelum puasa, yakni Rp 1400-1800/ butir.
Disinggung apakah akan terjadi kenaikan harga 10 hari menjelang Idulfitri, Lies mengatakan bisa saja, namun diperkirakan sedikit.
Kenaikan itu, lanjutnya, efek dari transportasi dan tenaga kerja yang kemungkinan adanya kos tambahan.
“Mengenai harga mungkin kita bisa intervensi bekerja sama dengan Satgas Pangan agar tidak terjadi kelonjakan harga,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Lies juga mengutarakan antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dialami sapi yang akan dipotong.
Menurutnya, pihaknya telah melakukan deteksi dini lalu lintas ternak masuk ke Sumut sudah harus memiliki surat keterangan sehat hewan agar tidak terjadi penyebaran PMK dan setelah itu diberikan vaksin.
Pihaknya juga melakukan pemantauan rumah potong hewan untuk menjamin standart pemotongan hewan.
“Itulah kontrol kita tidak hanya provinsi juga kerja sama dengan kabupaten kota terhadap lalulintas ternak, di Madina ada, di Langkat juga dilakukan pemantauan serta check point dan laporan adanya di kabupaten kota,” kata dia.
Posko PMK juga sudah ada sejak tahun lalu. Untuk tahun lalu kasus banyak, namun untuk tahun ini menurun dan tidak ada laporan yang masuk dan bersih.
“Tapi itu pun vaksinasi dilaksanakan agar tidak muncul lagi. Sampai sekarang posko di kabupaten kota selalu melaporkan secara online apa perkembangan. Ternak yang melintas harus ada SKH dan tercantum secara online, ada barcodenya juga untuk melihat detail kondisi hewan,” jelasnya. (Rom/hbc)