Berawal Tak Bisa Berenang, Sekarang Menjelma Jadi Atlet Arung Jeram Berprestasi
Harianbisnis.com, Medan- Siapa sangka dari salah satu cabang olahraga ekstrem yaitu arung jeram, seorang atlet perempuan asal Medan berhasil mengoleksi puluhan medali dari berbagai kejuaraan daerah hingga nasional.
Dia adalah Trioni Narvatilova yang akrab disapa Onik, yang juga merupakan seorang alumni Universitas Sumatera Utara (USU).
Atlet yang kini mewakili Sumatera Utara ini membuktikan bahwa puluhan medali yang diraihnya merupakan bentuk kemenangan yang lahir dari kedisiplinan, manajemen waktu, dan mental yang terlatih.
Kecintaannya pada arung jeram berawal dari keikutsertaannya dalam kegiatan komunitas pecinta alam yaitu Kompas USU pada tahun 2015.
Meski awalnya ia tidak bisa berenang, Trioni justru menemukan keberaniannya dari olahraga ini.
“Sebenarnya jujur aja, aku nggak bisa berenang. Jadi waktu di arus liar itu aku pernah tenggelam, dan di situ aku ngerasa kayak hampir kehilangan nyawa. Tapi anehnya, justru di momen itu aku merasa lebih dekat sama Tuhan. Aku sampai bilang dalam hati, ‘Ya Tuhan, tolong aku,’ karena aku benar-benar nggak bisa berenang. Tapi pada saat itu aku bisa ngontrol diri buat nggak panik. Dari situ aku sadar, manusia tuh kalau udah di antara hidup dan mati, baru tahu gimana rasanya berserah. Itulah alasan kenapa aku suka dan cinta arung jeram, karena di situ aku belajar banyak hal,” tuturnya.
Sejak itu, Trioni terus menorehkan prestasi dan hampir di setiap ajang selalu membawa pulang medali, mulai dari Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan, kejuaraan provinsi, hingga akhirnya dipercaya mewakili Sumatera Utara di PON 2024.
Menurut Trioni, kunci keberhasilannya untuk meraih puluhan medali itu ada pada disiplin dan manajemen waktu.
“Pagi saya jogging, lalu berangkat kerja, sore latihan. Malam hari saya manfaatkan untuk beristirahat agar tubuh kembali bugar. Dengan manajemen waktu yang baik, semuanya bisa berjalan seimbang,” ungkapnya.
Selain disiplin, Onik menilai mental dan kekompakan tim jadi faktor penting di setiap kemenangan.
“Mental itu paling berat. Kalau mental goyah teknik sebagus apa pun akan menjadi jadi sia-sia. Karena itu, kami diajarkan untuk saling percaya dan jujur antar anggota,” ungkapnya.
Bagi Trioni, kemenangan bukan hanya berbicara soal meraih medali, tapi melalui proses panjang, konsistensi, disiplin, kerja keras, mental yang kuat dan kerja sama tim yang baik maka kemenangan sejati di terima.
“Menang itu bonus. Tapi yang utama adalah bagaimana kita bisa tetap disiplin, fokus, dan tidak menyerah. Di arung jeram, yang menang bukan yang paling kuat, tapi yang paling siap,” pungkasnya. (red/hbc)