
Judol Semakin Marak, Emak-emak Curhat ke Lailatul Badri
Harianbisnis.com, Medan- Anggota DPRD Kota Medan, Lailatul Badri, meminta warga agar tidak bermain judi online (judol). Sebab, judol berdampak negatif kepada sendi kehidupan.
Hal itu disampaikan Lailatul Badri saat menggelar Reses -II Masa Sidang II Tahun 2024-2025 yang digelar di tiga lokasi.
Dimana, pada sesi reses kedua, Minggu (23/2) sore di Jalan Rumah Potong Hewan, Link 10, Gg. Swallow, Kecamatan Medan Deli.
Dimana, sejumlah kaum ibu tidak hanya mengeluhkan persoalan bantuan sosial (bansos) yang digulirkan oleh pemerintah, sistem drainase serta judi online (judol).
Sambung politisi PKB itu, agar dapat membuat laporan kepada pihak kepolisian terkait soal judol.
“Sebanyak 8,8 juta orang terlibat dalam judol. Ibu- ibu tak usah takut memberikan informasi keberadaan judol. Kita sama-sama bekerja sama. Ibu memberikan informasi, kami bantu ibu,” tutur wanita yang akrab disapa Lela.
Ia menuturkan jika Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar pernah memberikan stagmen soal judol. Bahkan, pemerintah saat ini membuat dua strategi bagaimana mengatasi judol. Pertama yakni pengawasan aspek digital dilakukan komdik transaksi perbankan. Artinya segala perbankan di ponsel terpantau.
“Ini program pemerintah. Saya kasih tahu sekarang bukan menakut-nakuti. Nanti secara tidak sadar, jangan terkejut jika tiba-tiba pemain judol ditangkap,” papar Lela.
Kata, Ketua Badan Kehormatan (BKD) DPRD Medan pihaknya minta generasi muda sadar agar tidak terjebak di dalam permainan judol.
“Judol ini penyebab kemiskinan terbesar. Gara-gara judi, semua harta benda bisa terjual. Ibu dan bapak akhirnya terlawan juga di rumah,” ucapnya.
Dengan adanya digital yang dicanangkan pemerintah saat ini, Lela bilang, ponsel yang dipegang itu bisa menunjukkan seseorang itu berada di mana, transaksi apa, bagaimana transaksinya, semua itu bakal di dapat.
“Jika tiba-tiba ditangkap, jangan marah-marah dengan aparat penegak hukum dan berdalih tidak punya bukti. Oh salah itu. Pasalnya, digital kita sudah canggih untuk melacak judol,” ucapnya.
Selain itu, Lela mengatakan, pemerintah juga sudah meningkatkan literisasi digital di kalangan masyarakat. Jadi, jangan disalah gunakan ponsel untuk bermain judol siap-siap untuk bertanggungjawab atas resiko yang didapati nantinya.
“Saya minta generasi muda jangan mau terlibat dalam permainan judol. Sudah banyak masyarakat cerai gara-gara judol. Main 10 kali, menang hanya 1 kali. Tidak ada yang menang berturut-turut. Yang di atas makin kaya, di bawah makin miskin. Bagus uang itu dibelikan sembako ketimbang judol,” pungkasnya.
Pada hari yang sama, Lailatul Badri di
Jalan M Yakub, Gg. Publik, Kelurahan Sei Kera Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan, Minggu (23/2/2025) pagi.
Umumnya, warga kondisi setiap gang yang tidak mendapat perhatian oleh Pemko Medan.
Mewakil warga, Rusdianto masalah ini sudah sering disampaikan warga dengan kepling, kelurahan dan kecamatan. Bahkan, sampai Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan dan Kecamatan, tapi tidak dapat juga terealisasi.
“Mungkin kehadiran ibu Lailatul Badri di sini bisa dipercepat merealisasikan keluhan gang kami. Karena sampai sekarang Lingkungan 13 tepatnya di Gg. Salamah, Gg. Family maupun Gg. Sidik belum tersentuh pengecoran,” ucap Rusdianto.
Rusdianto juga bilang, warga minta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan untuk menambah Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU).
“Secara swadaya, kami memasang LPJU. Namun, kami belum bisa pasang semua LPJU di sini dan jaraknya jauh-jauh. Pasalnya, kami terbentur dengan dana. Kami mohon bapak Dishub Kota Medan untuk menambah dan memasang LPJU agar gang kami bersih, rapi, terang dan aman,” katanya yang juga mengeluhkan persoalan bantuan sosial.
Menyingkapi keluhan warga, Lailatul Badri mengaku banyak gang-gang yang belum tersentuh untuk diperbaiki. Meski begitu, dirinya akan menyampaikan keluhan warga ke Dinas Sumver Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan.
“Sebelum gang itu di beton, kita minta Dinas SDABMBK Kota Medan memperhatikan kondisi pipa dan debit air di sana. Jangan jalan atau gang sudah cantik, malah dibongkar lagi karena air bermasalah. Kerjaan tidak selesai dan jalan pun jadi becek. Alhasil, pengerjaan di situ-situ saja dan gang lain tidak dikerjai. Soalnya, saya juga pernah protes masalah ini,” katanya.
Wanita yang akrab disapa Lela ini mengucapkan terima kasih kepada warga Lingkungan 13. Karena, warga sudah membantu kerja Dishub Kota Medan membuat penerangan secara swadaya.
“Insya Allah akan saya sampaikan langsung dengan Plt Kepala Dishub Kota Medan, Suriono. Insya Allah apa yang dikeluhkan warga bisa terealisasikan semuanya di tahun ini,” ucapnya.
Sementara itu, Lurah Sei Kera Hilir II Ashadi Nuruddin mengaku jika dana kelurahan (Daniel) hanya bisa mengerjai satu atau dua pekerjaan fisik saja.
“Kita tidak mau di belakang hari jadi temuan. Sebab, dankel yang ada hanya Rp200 juta merupakan dana negara. Jadi, kita tidak boleh asal-asalan mengerjai pengerjaan yang belum steril baik kondisi drainase maupun pipa air minum. Jika itu sudah steril, baru bisa dikerjai,” ucapnya.
Dan untuk sesi ketiga reses digelar, Senin (24/2/2025) di Jl Pimpinan, Kelurahan Sei Kera Hilir I, Medan Perjuangan.
Umumnya, warga mengeluhkan akan bantuan sosial ( bansos) terutama PKH hingga sarana air bersih milik PDAM Tirtanadi yang tidak mengalir. (Rom/hbc)