Spanduk Tangkap Masinton Pasaribu Bertebaran di Kota Medan
Harianbisnis.com, Medan- Sejumlah ruas jalan di Kota Medan, bertebaran spanduk untuk mendesak agar pihak kepolisian segera menangkap Masinton Pasaribu politisi PDI Perjuangan.
Spanduk tersebut bertebaran terkait dengan dugaan penganiayaan dan pelecehan yang dialami oleh Wakil Ketua DPRD Tapanuli Tengah (Tapteng) Camelia Neneng Susanty Sinurat yang dilakukan oleh Calon Bupati Tapteng Masinton Pasaribu.
Dari amatan harianbisnis.com, sejak tanggal 15-19 Oktober 2024, spanduk itu terpasang di Jalan Gatot Subroto/ Simpang Jalan Iskandar Muda, Medan bertuliskan “Jangan Ada Lagi Wanita Yang Dianiaya Tangkap Masinton Pasaribu, Pak Kapolres Jangan Takut”.
Juga terdapat di area Pasar Petisah, Medan Petisah bertuliskan ” Tangkap Masinton Pasaribu Terduga Penganiyaan Wanita “.
Spanduk serupa juga terpasang di Jalan Gatot Subroto simpang Jalan Nibung Raya, Medan.
Dimana, spanduk memuat gambar Masinton Pasaribu.
Lain halnya spanduk di persimpangan Jalan Sunggal dan Jalan Ringroad Gagak Hitam, Medan. “CCTV dan Hasil Visum Sudah Ada Segera Tangkap Masinton Pasaribu,”.
Kasus ini dugaan penganiayaan dan pelecehan itu berawal dari keributan yang terjadi di Sibolang Durian, Jalan Iskandar Muda, Medan.
Menurut, Anggota DPRD Tapteng dari PDIP Ari Mitara Halawa yang berada di lokasi bersama Camelia Neneng.
Ia mengatakan mereka ke tempat makan durian tersebut usai menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Pemenangan Pilkada Serentak 2024 yang digelar PDIP Sumut di Hotel Adimulia Medan, Minggu (6/10).
“Kalau nggak salah sekitar jam 11 malam, saya nggak lihat waktu. Semalam kami ke Rakerdasus. Jadi, sepulangnya kami dari situ, kami ke Sibolang Durian,” kata Ari di RS Pirngadi Medan, Senin (7/10) seperti dilansir salah satu media.
Ia mengatakan malam itu dia dan Camelia bertemu dengan Masinton yang juga datang bersama pengurus PDIP untuk makan durian. Ari mengaku saat hendak berpamitan, dia dipanggil oleh Masinton.
Ari mengaku saat itu dia ditanyai kenapa tidak mendukung Masinton di Pilkada Tapteng. Ari menceritakan, Masinton saat itu juga menghampiri Camelia yang sedang duduk.
“Sambil dia mencengkram bajunya (Camelia) dan putus kancing bajunya itu. Setahu saya ada tiga kancing yang rusak, satu pecah, dua copot,” ujarnya.
Usai peristiwa itu, Camelia membuat laporan ke Polrestabes Medan. Laporan itu terkait dugaan penganiayaan dan pelecehan seksual.
“Laporan sudah kita terima Senin dini hari. Kalau sejauh ini laporan itu dugaan terkait penganiayaan dan dugaan ada pelecehan seksual,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba, Rabu (9/10).
Ia menyebut pihaknya sudah mengambil rekaman CCTV dari lokasi kejadian. Kini polisi sedang menganalisa rekaman tersebut.
“Sudah kita ambil, sedang kami analisa,” ucap Jama.
Sedangkan, Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi ( MAMA) melaporkan balik Camelia Neneng ke Polda Sumut.
Dengan laporan diduga telah menyebarkan berita bohong atau hoaks soal Masinton yang disebut menarik bajunya hingga kancingnya lepas.
Selain Camelia, pihak kuasa hukum Masinton-Mahfud juga melaporkan anggota DPRD Tapteng Ari Mitara Halawa.
Laporan itu dilayangkan hari ini dan diterima dengan nomor: STTLP/B/1398/X/2024/SPKT/Polda Sumut. Adapun yang menjadi pelapor adalah Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Joko Pranata Situmeang.
“Kita resmi melaporkan Bapak Arimitara Halawa dan Ibu Camelia Neneng karena kita menduga telah menebar berita bohong atau hoaks yang mengakibatkan pencemaran nama baik Masinton Pasaribu yang saat ini maju sebagai calon Bupati Tapanuli Tengah,” kata Joko Situmeang, dalam keterangannya, Selasa (8/10).
Dalam keterangan pasca perawatan, Camelia Susanty Sinurat, wakil ketua DPRD Tapanuli Tengah (Tapteng) dari Fraksi PDI-P, membantah tidak tegak lurus dengan perintah partai untuk mendukung Masinton Pasaribu sebagai calon bupati Tapteng.
“Kami kader PDI-P harus tegak lurus dengan keputusan ketua umum (mendukung Masinton),” kata Camelia saat diwawancarai di salah satu kafe di Medan, Senin (14/10).
Ia mengatakan laporannya terhadap Masinton Pasaribu ke Polrestabes Medan didasari karena martabatnya sebagai wanita dan seorang ibu telah dilecehkan.
“Ini murni pribadi, tiada kaitannya dengan partai apalagi politik,” kata Camelia. (Rom/hbc)